![5 Kripto yang Perlu Diwaspadai Pasca-Halving Bitcoin 1 bappeti indonesia soal ekonomi digital dan kripto](https://travel.ac.id/wp-content/uploads/2024/05/image-7.png)
Dalam dunia yang semakin digital, mata uang kripto telah menjadi topik hangat yang menarik banyak perhatian. Bitcoin, sebagai pelopor dan yang paling dikenal, baru-baru ini mengalami peristiwa penting yang dikenal sebagai “halving”.
Meski halving biasanya memicu tren bullish, ada beberapa kripto yang menunjukkan tanda-tanda yang kurang menggembirakan.
Berikut adalah ulasan mendalam tentang lima kripto yang perlu diwaspadai pasca-halving Bitcoin. Selamat membaca!
Table of Contents
Bitcoin Halving: 5 Kripto yang Perlu Diwaspadai
![5 Kripto yang Perlu Diwaspadai Pasca-Halving Bitcoin 2 image 9 - kripto - Travel - Berita Terbaru Seputar Dunia Wisata](https://travel.ac.id/wp-content/uploads/2024/04/image-9-1024x671.png)
Setelah Bitcoin menjalani halving keempatnya, beberapa kripto menunjukkan tanda-tanda yang kurang menggembirakan.
Halving Bitcoin, yang terjadi pada blok 840.000, mengurangi hadiah penambangan dari 6,25 menjadi 3,125 bitcoin baru per blok.
Meski biasanya memicu tren bullish, ada beberapa kripto yang perlu diwaspadai.
Dogwifhat (WIF), sebuah memecoin berbasis blockchain Solana, menunjukkan stagnasi harga.
Meski dikenal karena komunitas yang aktif dan meme lucu tentang seekor Shiba Inu mengenakan topi, dominasi pembeli atau penjual WIF belum jelas.
Bittensor (TAO), jaringan pembelajaran mesin terdesentralisasi yang inovatif, juga menunjukkan tren penurunan harga.
Meski dirancang untuk membuka akses pada pengembangan dan pelatihan model Kecerdasan Buatan (AI), tekanan penjualan TAO cukup besar.
Ethena (ENA), proyek cryptocurrency yang bertujuan untuk menyediakan bentuk mata uang yang stabil dan dapat diskalakan di ruang kripto, mengalami koreksi harga yang signifikan.
Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar terkait dengan proyek tersebut.
Pepe Coin (PEPE), memecoin deflasi yang diluncurkan sebagai penghormatan kepada meme Pepe the Frog, menunjukkan tren penurunan harga yang signifikan.
Hal ini mencerminkan ketidakpastian investor terkait dengan prospek jangka panjangnya.
Terakhir, Toncoin (TON), mata uang asli dari The Open Network (TON), menunjukkan tanda-tanda penolakan harga yang lebih rendah.
Meski memiliki sejarah fluktuasi harga yang signifikan, TON menunjukkan potensi untuk pemulihan di masa mendatang.
Baca juga: Peluang dan Tantangan Investor Bitcoin: Menyikapi Kenaikan Harga Setelah Halving 2024
Memahami Lebih Dalam tentang Halving Bitcoin
Halving Bitcoin adalah peristiwa yang terjadi setiap 210.000 blok yang ditambang, atau sekitar empat tahun sekali.
Dalam proses ini, jumlah Bitcoin yang diberikan kepada penambang dikurangi setengahnya. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan memperpanjang umur penambangan Bitcoin hingga 2140.
Halving Bitcoin biasanya memicu tren bullish di pasar kripto. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan Bitcoin baru yang masuk ke pasar, sementara permintaan tetap tinggi.
Namun, efek ini biasanya tidak langsung terlihat dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mempengaruhi harga Bitcoin.
Pada awalnya, ketika Bitcoin diluncurkan pada tahun 2009, setiap blok transaksi yang diselesaikan akan memberikan reward sebesar 50 bitcoin kepada penambang.
Namun, setelah halving, reward ini berkurang menjadi setengahnya. Hal ini membuat biaya penambangan Bitcoin menjadi lebih mahal, dan pada akhirnya berdampak pada harga Bitcoin di pasar.
Halving Bitcoin adalah konsep yang relatif sederhana yang merupakan salah satu pendorong kunci kelangkaan aset kripto dan teknologi kompleks yang mendasarinya.
Ketika halving terjadi, itu mengurangi laju di mana Bitcoin diciptakan menjadi setengah.
Ini adalah fungsi yang diprogram sebelumnya dalam kerangka teknis koin dan merupakan langkah deflasi aktif yang mengontrol sirkulasi aset.
Meski halving Bitcoin seringkali memicu tren bullish, investor harus tetap berhati-hati. Pasar kripto sangat volatil dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian yang mendalam dan memahami risiko sebelum berinvestasi.
Sumber referensi: Blockchain Media Indonesia, Liputan6, Kompas, Crypto.com