TRAVEL.AC.ID – Beberapa hari yang lalu para investor aset kripto dikejutkan dengan situasi market yang tiba – tiba memerah. Bahkan harga Bitcoin turun di sebesar 1,6 persen atau di level $63.382,7 per tanggal 15 April 2024.

Sampai hari ini (17/04/2024) pun masih mengalami penurunan hingga di level $62.737,70.

Salah satu alasan yang membuat harga mata uang kripto ini mengalami penurunan yang signifikan adalah adanya kepanikan. Banyak investor besar yang menjual aset mereka di market.

Berdasarkan informasi yang beredar, hal ini merupakan dampak dari adanya konflik antara Iran dengan Israel. Konflik tersebut merupakan aksi serangan menggunakan senjata jarak jauh yang dilakukan Iran kepada Israel. 

Konflik bersenjata ini menimbulkan kepanikan dan membuat mayoritas investor memindahkan aset mereka ke aset yang relatif aman.

Seperti dolar dan emas. Inilah yang memicu harga Bitcoin turun dalam beberapa hari terakhir. Bahkan aset kripto lainnya juga turut terjun ke bawah.

Harga Bitcoin turun efek perang - Harga Bitcoin - Travel - Berita Terbaru Seputar Dunia Wisata

Dolar dan Emas Naik Akibat Perang Iran dan Israel

Perlu diketahui bahwa konflik antara Iran dengan Israel didasarkan pada balasan atas serangan Israel. Iran melepaskan serangan drone dan misil ke Israel pada hari sabtu lalu. 

Akan tetapi setelah situasi mulai mereda, muncul berita yang mengatakan bahwa konflik tersebut kemungkinan tidak akan berlanjut. Iran merampungkan serangannya. Sementara itu Menteri Israel tidak berniat untuk melakukan serangan dalam waktu dekat.

  Peluang dan Tantangan Investor Pasca Halving Bitcoin 2024: Menyikapi Kenaikan Harga

Kendati demikian akibat kegaduhan tersebut, dolar semakin menguat. Mata uang dolar mengalami kenaikan hingga di level tertinggi dalam kurun 5 setengah bulan. Hal itu juga disusul dengan Emas yang sempat kembali ke rekor tertingginya.

Dolar yang menguat inilah membuat harga Bitcoin turun. Namun bersamaan dengan meredanya konflik, Bitcoin tidak menunjukkan volatilitas harga di market kripto.

Joe Vezzani, CEO LunarCrush, mengungkapkan bahwa memang Bitcoin sangat sensitif dengan berita di akhir pekan. Akan tetapi menurutnya hal ini wajar mengingat para investor perlu waktu untuk menginterpretasi informasi baru.

“Meski respon awal terasa signifikan, secara historis ini sering ditelaah kembali pasca para investor mulai mencerna informasi baru sepenuhnya,”.

Harga Bitcoin Turun Karena Arus Masuk ETF BTC Melambat

Memang pasca terjadinya kegaduhan di sektor geopolitik akhir – akhir ini sangat berpengaruh terhadap volatilitas ekstrem pada market kripto. Termasuk juga turunnya harga Bitcoin yang signifikan. Itu karena arus masuk ETF Bitcoin melambat beberapa hari terakhir.

Analis Citi group mengungkapkan bahwa arus masuk Exchange Traded Fund Bitcoin telah mengalami peningkatan secara berkala. Hal itu sangat berbeda dari saat ETF tersebut baru pertama kali diluncurkan.

Mereka juga memperkirakan bahwa arus tersebut akan menjadi faktor penting bagi harga Bitcoin. Ketika arus dana lambat, bukan tak mungkin harga Bitcoin turun. Namun jika laju dana semakin cepat, harga bitcoin akan naik, termasuk ketika halving nanti.

Sementara itu, penyebab kenaikan besar pada aset kripto terhambat juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga di AS. Kemudian inflasi terjadi lebih tinggi dari yang diekspektasikan serta sinya The Fed yang akan mengambil kebijakan moneter kontradiktif sejak minggu lalu.

  Bitcoin Setelah Halving 2024, Kenapa Tidak Naik Signigikan? Tantangan dan Peluang

Para investor juga memprediksi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni mendatang. Jika hal itu terjadi, maka akan ada situasi buruk di market cryptocurrency. Bukan tak mungkin juga hal itu diawali dengan harga Bitcoin turun.

Keputusan Federal Reserve nanti akan sangat mempengaruhi pergerakan aset kripto di pasar. Baik itu naik maupun turun secara signifikan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *